Seledri berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia, dan merupakan tanaman dataran tinggi, yang ditemukan pada ketinggian di atas 900 m dpl. Di daerah ini seledri yang tumbuh memiliki tangkai daun yang menebal. Untuk pertumbuhannya, seledri memiliki memerlukan cuaca yang lembab. Seledri juga bisa ditanam di dataran rendah. Hanya saja ukuran batangnya menjadi lebih kecil dan digunakan sebagai penyedap masakan. Seledri terdiri dari tiga jenis yaitu seledri daun, seledri potongan dan seledri berumbi. Seledri yang banyak ditanam di Indonesia adalah seledri daun.
Terna, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas. Batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1-1,5 mm, berwarna hijau kekuningan.
Seledri dipanen setelah berumur 6 minggu sejak ditanam. Tangkai daun yang agak tua dipotong 1 cm di atas pangkal daun. Daun muda dibiarkan tumbuh untuk dipanen kemudian. Tangkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan mentah sebagai lalap, sedangkan daunnya digunakan untuk penyedap sup. Jika seledri ditanam di daerah tropik, ukurang batangnya kurang besar sehingga seluruh bagian tanaman digunakan sebagai sayur. Seledri dapat diperbanyak dengan biji.
Sifat dan Khasiat
Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretik), sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), afrodisak dan penenang (sedatif).
Herba berbau aromatik, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk. Herba bersifat tonik, memacu enzim pencernaan (stomatik), menurunkan tekanan darah (hipotensif), penghenti pendarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, peluruh kentut (karminatif), mengeluarkan asam urat darah yang tinggi, pembersih darah dan memperbaiki fungsi hormon yang terganggu.
Kandungan Kimia
Herba seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagine, zat pahit, vitamin (A,B dan c). Setiap 100 gr herba seledri mengandung air sebanyak 93 ml, protein 0,9 gr, lemak 0,1 gr, karbohidrat 4 gr, serat 0,9 gr, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg, yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A 130 IU, vitamin C 15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg dan nikotinamid 0,4 mg. Akar mengandung asparagin, manit, zat pati, lendir, minyak asiri, pentosan, glutamin dan tirosin. Biji mengandung apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif.
Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah seluruh herba, akar dan biji dari buah masak.
Indikasi
Herba berkhasiat untuk pengobatan:
- Tekanan darah tinggi
- Tujuh keliling (vertigo) disertai sakit kepala
- Tungkai bengkak karena timbunan cairan
- Masuk angin, mual, kolik
- Diare
- Rematik gout, asam urat, darah tinggi
- Bronkitis, batuk
- Mata kering (xeroftalmia)
- Tidak nafsu makan- psoriasis, alergi
- Kencing berdarah
- Keluhan menopause, gangguan menstruasi
- Penyubur rambut
Akar berkhasiat untuk pengobatan :
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol darah tinggi
- Air seni mengandung lemak
- Kolik
Biji berkhasiat untuk pengobatan :
-Rheumatiusm, rematik gout dan asam urat darah tinggi
- Bronkhitis, asma
- Penyakit pada hati dan limpa
- Kolik
- Sakit perut setelah melahirkan
Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 30-40 lembar daun, lalu air rebusannya diminum. Cara lain, rebus 1,3-3,9 gr biji dengan api kecil selama 3 jam, lalu rebusannya diminum. Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu turapkan pada bisul dan bagian tubuh yang meradang.
Efek farmakologis dan hasil pemakaian
* Infus daun seledri dengan kadar 10% sebanyak 5 ml/kg bb akan memberikan efek penurunan kadar asam urat darah kera secara nyata, jika dibandingkan dengan pemberian probenecid 20 mg/kg bb pada 3,4,5 dan 6 jam pemberian. Akan tetapi, akan berbeda nyata jika dibandingkan dengan probenecid pada 7,5 dan 9 jam pemberian (Fimelda Winata, FF WIDMAN, 1988)
* Pemberian ekstrak seledri dengan cara peras maupun refluks menunjukkan penurunan tekanan darah kucing (Aaltje Dondokambey, JF FMIPA UNHAS, 1985)
* Alkaloid yang terkandung dalam biji seledri mempunyai efek sedatif dan antikonsulvan pada tikus
* Minyak menguap pada biji seledri dapat menghambat perkembangan jamur, seperti Histoplasma capsulatum dan Candida albicans
Contoh pemakaian
Rematik gout
* Potong 1 genggam daun dan batang seledri kecil-kecil, lalu rebus dalam 2 gelas air samapi tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus
* Iris 1 buah bongol seledri tipis-tipis. Seduh dengan 3 cangkir air panas, lalu minum ramuan ini sebagai teh
* Cuci 30-40 lembar daun seledri, lalu siram dengan air panas. Selanjutnya, makan sebagi lalap saat makan. Lakukan 2 kali sehari
* Rebus 2 sendok makan biji seledri dalam 2 liter air selama 3 jam dengan api kecil. Minum air rebusannya selagi panas sebanyak 1 cangkir sehari 3-4 kali
Mata kering (xeroftalmia)
* Makan daun seledri sebagai lalap segar bersama-sama dengan makan nasi. Lakukan tiap hari
* Cuci daun seledri, daun bayam dan daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) masing-masing 1/3 genggam sampai bersih, lalu giling sampai halus. Tambahkan garam dapur seujung sendok teh dan 3/4 cangkir air masak. Remas campuran ini sampai merata, kemudian peras dan saring. Minum air perasannya sekaligus, lakukan 3 kali sehari.
Tekanan darah tinggi
1. Cuci 100gr seledri seutuhnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1 cangkir air, lalu peras dan saring. Selanjutnya tim samapi mendidih. Setelah dingin, bagi untuk 2 kali minum, pagi dan siang hari.
2. Cuci 16 batang seledri seutuhnya sampai bersih dan potong-potong secara kasar, lalu masukkan ke dalam panci email. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 nya. Setelah dingin, airnya diminum dan seledrinya dimakan. Lakukan 2 kali sehari, masing-masing separuhnya
Bronkitis
Cuci 60gr seledri segar, 10gr kulit jeruk mandarin kering dan 25gr gula aren samapi bersih. Lalu potong-potong seperlunya. Masukkan kedalam panci email, lalu tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai airnya terisisaa separuhnya. Setelah dingin saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 30gr seledri segar seutuhnya, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan madu secukupnya. Gunakan ramuan ini untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari.
Kolik, sakit perut setelah melahirkan
Sediakan 60 gr seledri segar seutuhnya, 1 ruas jari tangan jahe merah dan sepotong gula aren. Cuci bahan-bahan tersebt dan potong-potong seperlunya, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.
Psoriasis, alergiSediakan 2 batang seledri, 3 buah wortel ukuran sedang dan 1 buah bit ukuran sedang. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu dijus. Minum jus tersebut sekaligus waktu perut kosong. Lakukan 2 kali sehari
Menurunkan kadar kolesterol yang tinggi
Cuci 30 gr akar seledri sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.
Penyubur rambut
Cuci 7-10 tangkai daun seledri sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Setelah dikeramas, gosokan tumbukan daun seledri tersebut ke kulit kepala dan rambut secara merata sambil dipijat ringan. Setelah selesai, bungks rambut dengan handuk selama kurang lebih 1 jam. Selanjutnya, bilas rambut dengan air bersih. Lakukan seminggu sekali.
Catatan :Ramuan ini jangan digunakan oleh seseorang yang air seninya mengandung zat putih telur (protein +)Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Nty