Showing posts with label gizi dan kanker. Show all posts
Showing posts with label gizi dan kanker. Show all posts

Friday, 11 July 2008

Plastik bakar sebabkan kanker

Meski manfaatnya sangatlah besar, kantung plastik ternyata sangat membahayakan lingkungan. Residu atau limbahnya bahkan dapat mengancam kesehatan. Masyarakat perlu mengurangi penggunaan kantung plastik atau lebih baik mengolahnya.

”Sampah di Kota Bandung tiap harinya 6.000 – 7.000 meter kubik. Setara dengan berat 1.000 ekor gajah. Dari situ, lembaran plastiknya bisa menutupi 50 lapangan sepak-bola. Padahal, plastik ini sulit diurai oleh alam. Menghambat drainase dan mengakibatkan banjir,” ujar angggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda Sobirin, Senin (4/2).

Sobirin menyampaikan hal itu dalam jumpa pers Kegiatan Gerakan Antikantung Plastik yang digagas Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Turut hadir novelis Dewi Lestari, akademisi Muhammad Chairul, dan pihak panitia. Acara ini akan digelar Selasa (5/2) hingga Sabtu (9/2) di kampus ITB dan sejumlah titik di Kota Bandung.
Muhammad Chairul, dosen Teknik Lingkungan ITB mengatakan, sampah plastik di Bandung memiliki porsi sekitar 10 persen dari total volume sampah (7.000 m3). Dari jumlah itu, sangat sedikit yang didaur ulang. ”Paling-paling di TPA Sarimukti. Lainnya dibiarkan begitu saja,” ucapnya.

Di Indonesia, plastik mayoritas masih terbuat dari bahan polimer kimia yang tidak dapat diurai mikroorganisme. Di negara lain, misalnya China, lazim digunakan bahan lain yang lebih ramah lingkungan dan dapat didekomposisi, yaitu polylaktida berbahan dasar selulosa macam bakteri, kitosan, kitin, dan tepung tumbuhan. Bersama suatu lembaga, Sobirin tengah meneliti plastik dari bahan kulit singkong.

Menyebabkan kankerMenurut Chairul, plastik tidak berbahaya selama itu belum berupa limbah. Jika itu sudah berupa limbah, apalagi dibakar, polutannya dapat mengancam kesehatan. ” Pembakaran plastik yang tidak sempurna, di bawah 800 derajat celcius, akan membentuk dioksin. Senyawa inilah yang berbahaya,” ujarnya. Berdasarkan penelitian, senyawa dioksin dapat menimbulkan penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi.

Atas dasar persoalan itu, ungkap Ketua Panitia Kampanye Antikantung Plastik Cinta Azwiendasari, kampanye tersebut penting dilakukan. Masyarakat perlu disadarkan bahayanya kantung plastik bagi lingkungan hidup. ”Segmen kegiatan ini sebetulnya lebih kepada segmen usia 15-25 tahun. Anak muda dan remaja. Kami berharap gerakan ini bisa menjadi tren. Sehingga efektif hasilnya,” ujarnya.

Mewakili kaum selebritis, Dewi Lestari menekankan pentingnya kesadaran moral individu dan keluarga untuk mendukung kampanye lingkungan macam ini. Perubahan kecil dari diri sendiri atau keluarga harus mulai dibangun. ”Mengubah kebiasaan adalah kuncinya. Seperti orang diet, awalnya memang tidak mudah menahan diri,” ucapnya.

Di rumahnya, Dewi sudah memberlakukan pemilahan sampah antara organik dan nonorganik. Sampah kertas dan plastik dikumpulkan dan diberi ke pemulung. Sementara, sampah organik dijadikan kompos. Lingkungan hidup, ungkapnya, hendaknya menjadi perhatian lebih. Khususnya, pemerintah. Sebab, lingkungan hidup-lah satu-satunya hal di dunia yang tidak mengenal persoalan gender, agama, suku, apalagi politik.

Agar menjadi kegiatan yang populer, Kampanye Antikantung Plastik ini menurut rencana akan dimeriahkan pula oleh kehadiran artis lainnya d’Cinnamons dan Yuki ”Pas Band” serta aktivis lingkungan hidup lainnya. Ada pula lomba desain tas anti-plastik, pembacaan 1.000 puisi sampah, dan roadshow (KCM, 4/2/08)

Makanan siap saji tingkatkan resiko kanker wanita Asia


Pola makan serba cepat, siap saji, ala barat yang kini menjadi bagian dari gaya hidup orang perkotaan, khususnya di Asia, telah membuat cemas para pakar kesehatan. Pasalnya, pola makan ala barat tersebut mengundang berbagai penyakit.

Berbagai penelitian telah membuktikan makanan siap saji yang memang kaya lemak dan tinggi karbohidrat tersebut memicu penyakit kardiovaskular seperti stroke dan jantung. Baru-baru ini sebuah studi yang dilakukan oleh Chinese Anti Cancer Association (CACA), membeberkan hasil yang mengejutkan, wanita yang sering mengonsumsi junk food beresiko dua kali lipat terkena kanker payudara.

Penelitian yang melibatkan 1500 perempuan di China itu menunjukkan meski angka kejadian kanker payudara di Asia lebih rendah dibanding di Amerika, namun angkanya tiap tahun terus meningkat. Jika di Amerika dan Eropa penderita kanker payudara terbanyak adalah mereka yang memiliki berat badan lebih dan telah menopause, maka di Asia kanker payudara banyak disebabkan karena pola makan tidak sehat.

Berdasarkan data CACA, angka kejadian dan kematian akibat kanker payudara di sejumlah kota besar di China meningkat hingga 38 persen pada tahun 1990-an. Diagnosis para dokter yang lebih jelas diduga menjadi penyebab tingginya angka kenaikan, namun faktor lain yang cukup berperan adalah perubahan pola makan perempuan di sana yang menyukai makanan siap saji.
Di negara barat, para ahli mengkaitkan obesitas dengan kejadian kanker payudara. Lebih dari seratus penelitian menunjukkan perempuan yang telah menopause dan berat badannya berlebih atau obesitas, risiko kanker payudaranya meningkat. Meski sebenarnya banyak faktor lain yang berperan, seperti melahirkan di usia di atas 35 tahun, kurang berolahraga, genetik, dan sebagainya.

Halau kanker dengan sesendok madu

SESENDOK gula mungkin bakal menolong Anda menggelontorkan obat yang Anda makan namun tidak memberi apa-apa selain kalori. Sebaliknya, madu akan meningkatkan kadar antioksidan endogen dalam tubuh Anda.

Antioksidan endogen merupakan unsur yang diproduksi tubuh untuk menghalau radikal bebas penyebab munculnya penyakit jantung, kanker dan penyakit lainnya lagi.

Dalam sebuah penelitian kecil, setelah sebulan empat sendok makan madu setiap hari—yng cukup untuk memaniskan secangkir teh—25 relawan mengalami peningkatan kadar antioksidan hingga 5 sampai 12 persen dalam darah mereka.

Jadi, pastikan agar Anda menggunakan madu sebagai pengganti gula. Jangan gunakan dua-duanya, karena Anda hanya akan melipatgandakan asupan kalori. (KCM)

Tangkal kanker prostat dengan brokoli


MENGONSUMSI sayuran hijau seperti brokoli bukan saja memberi nutrisi dan vitamin penting bagi tubuh Anda. Kebiasaan memakan beberapa porsi brokoli setiap minggu ternyata dapat melindungi pria dari kenker prostat.

Seperti dilaporkan ilmuwan dari Inggris, Rabu (2/7), brokoli berpotensi besar menjadi makanan pencegah kanker karena kandungan alaminya memiliki mekanisme unik melawan kanker.
Richard Mithen, ahli biologi dari Institute of Food Research, menjelaskan, senyawa dalam brokoli dapat memicu perubahan genetik dalam tubuh hingga mencapai ratusan. Selain itu, zat-zat dalam brokoli juga mengaktifkan gen-gen yang mampu melawan kanker serta menonaktikan gen-gen yang menyuplai perkembangan tumor.

Sebelumnya memang banyak sekali bukti penelitian yang mendukung pentingnya diet buah dan sayuran untuk menekan risiko kanker. Namun, Mithen mengklaim bahwa risetnya, yang juga dipublikasi dalam Public Library of Science journal PLoS One, adalah penelitian pertama pada manusia yang menyelidiki potensi dan proses mekanismenya secara biologis. "Setiap orang menyarankan untuk mengonsumsi sayuran, tetapi tak satu pun yang bisa menjelaskan mengapa. Penelitian kami mampu menjelaskan mengapa sayuran sangat baik," ungkap Mithen yang memimpin riset ini.

Kanker prostat kini tercatat sebagai penyakit pembunuh kedua tertinggi pada pria setelah kanker paru-paru. Setiap tahun, sekitar 680.000 pria di seluruh dunia didiagnosa menderita penyakit ini dan sekitar 220.000 di antaranya meninggal.

Dalam risetnya, Mithen beserta timnya melibatkan puluhan pria yang mengidap lesi prakanker yang berisiko menjadi kanker prostat. Partisipan dibagi dalam dua kelompok, yakni yang mendapat asupan brokoli dan grup kacang polong. Setiap minggu selama satu tahun kelompok ini diberi empat porsi makanan ekstra brokoli atau kacang polong.

Para ahli juga mengambil contoh jaringan selama berjalannya penelitian dan mereka menemukan bahwa pria yang makan brokoli menunjukkan perubahan gen yang berperan penting dalam melawan kanker. Menurut peneliti, manfaat yang sama juga kemungkinan akan didapat dari sayuran dari jenis Cruciferae atau Brassicaceae yang mengandung senyawa isothiocyanate, seperti kubis kailan, kembang kol, kubis, arugula, selada air, dan horse radish (sejenis lobak).

Namun begitu, lanjut Mithen, brokoli memiliki sejenis bahan khusus yang sangat kuat bernama sulforaphane, yang diyakini membuat sayuran-sayuran hijau memiliki senjata ekstra penangkal kanker. "Ketika orang mengidap kanker, sejumlah gen dinonaktifkan dan beberapa lain diaktifkan. Apa yang dilakukan oleh senyawa dalam brokoli tampaknya mengaktifkan gen-gen yang mencegah pertumbuhan kanker dan mematikan gel lainnya yang membuat tumor menyebar," papar Mithen.

Ia menambahkan, pemakan brokoli menunjukkan 400 hingga 500 perubahan genetik positif dalam tubuhnya, di mana pria yang memiliki sejenis gen bernama GSTM1 mendapatkan manfaat maksimal dari brokoli. Tercatat setengah dari seluruh populasi membawa gen jenis ini.

Peneliti memang tidak memantau lebih jauh para partisipan untuk mengetahui siapa yang akhirnya menderita kanker. Namun, penemuan ini mendukung ide bahwa dengan mengonsumsi lebih banyak sayuran setiap minggu dapat memberikan perubahan besar bagi kesehatan.

Mithen mengindikasikan bahwa senyawa penting dalam sayuran ini juga kemungkinan besar akan memberi faedah yang sama bagi bagian organ lainnya dan bahkan dapat melindungi dari berbagai jenis kanker. "Anda tidak perlu mengubah diet, hanya butuh lebih banyak porsi sayuran untuk membuat perubahan besar," tagasnya. (KCM)

Buah tin bisa mencegah kanker


Buah Tin, yang namanya tercantum dalam Al-Qur`an disamping buah zaitun, disebut-sebut oleh hasil penelitian medis terbaru sebagai buah yang bermanfaat untuk mencegah kanker. Menurut hasil penelitian medis yang disiarkan oleh harian Al-Raya, Qatar, Sabtu (5/1), buah yang besarnya seperti buah kelengkeng itu selain kaya akan kalsium dan potasium juga mengandung zat benzaldehyde yang bermanfaat melawan sel-sel kanker.

Di dalam buah tin yang rasanya manis itu juga mengandung zat yang sangat penting bagi tubuh manusia karena dapat mengurangi kolesterol jahat, menguatkan jantung dan menormalkan pernafasan bagi penderitasesak nafas.

Buah yang juga dikenal dengan nama Ara atau Figs itu banyak dijumpai di negara-negara Arab. Buah ini mudah dicerna oleh alat pencernaan, bermanfaat untuk mengobati sulit buang air besar, bermanfaat untuk hati dan limpa. Buah yang rasanya manis seperti korma ini juga lebih mirip sebagai makanan biasa karena mengenyangkan seperti buah korma sehingga warga Arab jarang memasukkannya dalam daftar buah-buahan. Penelitian tentang kandungan benzaldehyde dalam buah Tin sebenarnya telah diungkap dalam jurnal yang dimuat website Cancer Cure Foundation. Website ini menyebutkan bahwa riset yang dilakukan para ahli dari Institute of Physical and Chemical Research di Tokyo menunjukkan benzaldehyde terbukti efektif dalam menghambat tumor.

Selain itu, Departemen Pertanian Amerika Serikat mengungkapkan bahwa buah Tin mengandung beragam nutrisi mulai dari vitamin A, C, kalsium, magnesium hingga potasium. Buah ini juga baik untuk mengendalikan nafsu makan dan membantu usaha penurunan berat badan. Jus buah Tin pun merupakan minuman yang baik untuk membunuh bakteri merugikan dalam sebuah peneltian. (KCM)

Sayur mentah tangkal kanker

Jangan remehkan para petani. Karena dari merekalah kita mendapatkan obat murah. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di American Association for Cancer Research’s Sixth Annual International Conference on Frontiers di Cancer Prevention, Philadelphia Amerika Serikat menyebutkan, bahwa buah beri hitam dan brokoli muda serta beberapa sayuran segar dapat mengurangi risiko kanker esophagus dan saluran empedu.

Sayur dan buah telah lama diketahui mampu mengurangi risiko munculnya kanker tertentu. Berdasar riset sebelumnya, American Cancer Society merekomendasikan agar kita mengonsumsi lima jenis buah dan sayur setiap hari.

Dalam penelitian awal, para peneliti dari Ohio State University menemukan, beri hitam melindungi kita dari kanker esophagus dengan cara mengurangi proses stres oksidatif yang dihasilkan oleh Barret esophagus, sebuah kondisi pra kanker yang biasa disebut penyakit gastroesopagus refluks. Esophagus merupakan terowongan panjang yang menghubungkan kerongkongan dengan perut. Penyakit refluks menyebabkan asam perut secara terus menerus melonjak ke atas ke arah kerongkongan. Dan menyebabkan rasa panas di mulut.

“Khusus pada pasien penderita Barret, refluks pada perut dan asam empedu menyumbang terjadinya kerusakan oksidatif. Jadi, hipotesis kami adalah bahwa makanan yang mengandung bahan-bahan pelindung seperti antioksidan, vitamin, mineral dan fitokimia lain mungkin akan merestorasi keseimbangan oksidatif,” ungkap Laura Kresty, peneliti utama.

Orang dengan penyakit Esophagus Barret biasanya 30 sampai 40 kali biasanya bakal berisiko menderita kanker esophagus. Angka harapan hidupnya sampai lima tahun hanya 15 persen.
Tim peneliti ini memberi 32 sampai 45 gram beri hitam setiap hari selama enam bulan kepada 20 pasien penderita esophagus Barret. Mereka menganalisa perubahan dalam darah, urin, dan jaringan sebelum, selama, dan setelah perawatan dan menemukan kadar penanda adanya stres oksidatif yang lebih rendah baik pada urin maupun contoh jaringan.

Pada penelitian sebelumnya, beri hitam memang mampu menurunkan risiko munculnya kanker mulut, esophagus, dan kolon. Ahli diet, Wendy Demark-Wahnefried, professor ilmu perilaku pada M.D Anderson Cancer Center di Universitas Texas, Huoston, mengatakan bahwa dia merasa lebih cocok menasihati penderita Barret untuk mengonsumsi beri hitam. “Ini tidak akan menyakitkan,” ungkap Wendy.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, Amerika Serikat menemukan bahwa brokoli dan beberapa sayuran segar dapat digunakan untuk melawan kanker kandung kemih.

Dengan menggunakan tikus, tim yang diketuai Dr. Yuesheng Zhang, professor ahli kanker ini mendemonstrasikan bahwa ekstrak brokoli dapat mengngari munculnya kanker kandung kemih sampai 70 persen.

“Penelitian kami yang terkini menunjukkan bahwa ekstrak brokoli dapat menghambat berkembangnya kanker kandung kemih. Kami belum tahu, apakah ekstrak yang sama dapat menghambat kanker kandung kemih bila sudah tumbuh,” ujar Zhang yang juga mengungkapkan bahwa kandungan sulforaphane pada brokoli inilah yang mampu mencegah kanker.
“Selanjutnya kami berencana meneliti ekstrak brokoli untuk melawan kanker pada manusia,” jelas Zhang.

Tim kedua pada institute yang sama menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi tiga porsi atau lebih sayuran mentah segar setiap bulan mengurangi risiko terkena kanker kandung kemih sebanyak 40 persen. Sayuran segar ini antara lain brokoli, kobis, dan bunga kol.

Tim ini menganalisa kebiasaan diet pada 275 orang yang menderita kanker kandung kemih tahap awal dan 825 orang yang sehat. Para peneliti ini secara khusus menanyai seberapa banyak orang-orang ini mengonsumsi sayuran matang dan mentah yang mereka konsumsi sebelum terdiagnosis penyakit dan apakah mereka merokok.

Analisa ini menunjukkan bahwa makin mentah dan segar sayuran yang dikonsumsi, makin rendah risiko orang-orang ini menderita kanker kandung kemih. Sebagai perbandingan pada perokok dan mereka yang hanya mengonsumsi sayuran mentah kurang tiga porsi setiap hari, mereka yang bukan perokok dan mengonsumsi tiga porsi sayur mentah setiap hari, 73 persen lebih rendah risikonya menderita kanker kandung kemih.

“Dalam penelitian kami, ditemukan konsumsi sayuran segar dan mentah menurunkan risiko kanker kandung kemih pada perokok ringan dan berat,” ujar Li tang, ketua peneliti. Para peneliti ini menegaskan bahwa manfaat ini datang dari sayuran mentah dan segar.
“Ini juga menegaskan bahwa ada banyak ragam komponen dalam sayur dan buah yang bermanfaat menurunkan risiko kanker. Riset seperti ini membantu membantu kita memahami pengaruh nutrisi spesifik untuk tipe kanker tertentu,” jelas Colleen Doyle, Direktur Gisi dan Aktivitas Fisik pada American Cancer Society.

“Masaklah sayur secepat mungkin atau kalau mungkin konsumsilah sayuran segar setiap hari sekurangnya lima porsi, lima jenis warna. Makanan-makanan ini banyak mengandung antioksidan dan fitokimia. Kanker pasti enggan mampir di tubuh Anda,” jelas Doyle. (gayahidupsehat)

10 Hal Untuk Kurangi Resiko Kanker

Umumnya orang berasumsi bahwa penyakit kanker disebabkan karena faktor genetik dan tidak bisa dihindari. Namun, menurut the American Cancer Society, perilaku hidup yang sehat ternyata dapat mencegah sekitar separuh dari kematian akibat kanker. Berikut ini disampaikan daftar 10 hal yang dapat anda lakukan yang dapat mencegah atau mendeteksi dini kanker, berdasarkan penelitian – penelitian terbaru :
1. Hindari merokok / mengkonsumsi produk tembakauTembakau meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru, bronkus, kepala dan leher, usus besar, dan kandung kemih. Oleh sebab itu, langkah pertama, hindari atau berhenti merokok.
2. Lakukan skrining deteksi dini kanker secara rutinDeteksi dini kanker secara bermakna sangat meningkatkan angka kesembuhan dan sangat menurunkan risiko kematian akibat kanker. Berikut adalah daftar pemeriksaan skrining kanker yang telah tersedia :
- Usus besar : Mulai usia 50 tahun, dianjurkan pemeriksaan kolonoskopi tiap 10 tahun bagi yang tidak mempunyai risiko (tidak mempunyai riwayat keluarga menderita kanker ini / tidak mempunyai polip risiko tinggi). Bagi yang berisiko, diperlukan frekuensi pemeriksaan yang lebih sering. Pemeriksaan alternatif lainnya bagi yang tidak mempunyai risiko, yaitu flexible sigmoidoscopy, CT-scan, dan pemeriksaan darah samar pada tinja.
- Kanker payudara : Mulai usia 40 tahun, para perempuan dianjurkan menjalani pemeriksaan mammogram dan pemeriksaan fisik oleh dokter tiap tahunnya.
- Kanker prostat : Mulai usia 50 tahun, tiap tahun, pria dianjurkan menjalani pemeriksaan fisik oleh dokter (termasuk pemeriksaan colok dubur) dan pemeriksaan laboratorium (prostate specific antigen / PSA)
- Kanker serviks : Skrining untuk kanker serviks dimulai saat seorang perempuan aktif secara seksual dan dilakukan berkala tergantung risiko dan usia. Pemeriksaan skrining berupa Pap smear dan pemeriksaan human papillomavirus
.- Kanker kulit : Dianjurkan pemeriksaan kulit tiap tahun oleh dokter bagi orang dewasa.
3. Hindari banyak mengkonsumsi alkoholKonsumsi alkohol berhubungan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, esofagus, usus besar, pankreas, dan kanker kepala dan leher. Konsumsi alkohol hendaknya dibatasi 2 gelas untuk pria dan 1 gelas untuk perempuan.
4. Lindungi kulit anda dari sinar matahariGunakan sunscreen tiap kali beraktivitas di luar ruangan (dianjurkan dengan jenis SPF 30 atau lebih tinggi yang dapat melindungi dari cahaya ultraviolet A dan B). Selain itu, lindungi kulit dengan topi dan kacamata, serta sebisa mungkin hindari terpajan sinar matahari pada jam 10 pagi hingga jam 4 sore.
5. Jaga pola hidup aktif secara fisikHasil penelitian mengatakan bahwa latihan fisik 3 – 4 jam tiap minggu (misalnya jalan cepat, bersepeda, atau dansa) dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker sekitar 30 % - 50 %. Berbagai penelitian menemukan bahwa latihan fisik yang teratur dapat menurunkan risiko terkenanya kanker payudara, usus besar, endometrium, dan paru.
6. Jaga berat badan normalOrang dengan berat badan lebih atau obes, memiliki peningkatan risiko untuk timbulnya beberapa jenis kanker, misalnya kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, ginjal, dan endometrium, dan juga leukemia atau limfoma. Cara terbaik untuk mempertahankan berat badan normal adalah dengan banyak mengkonsumsi sayur dan buah – buahan segar, dan kurangi makanan tinggi kalori seperti minuman mengandung gula dan makanan berlemak.
7. Hindari menggunakan terapi hormonal menopauseTerapi sulih hormon menopause meningkatkan risiko kanker payudara, endometrium dan kemungkinan kanker ovarium (indung telur).
8. Pertimbangkan mengkonsumsi obat untuk mengurangi risiko kankerTerdapat beberapa obat yang telah terbukti efektif dalam menurunkan risiko kanker bagi yang mempunyai risiko tinggi. Misalnya, tamoksifen dan raloxifen untuk menurunkan risiko kanker payudara pada perempuan usia > 60 tahun dan memiliki faktor risiko. Penggunaan obat ini harus dengan konsultasi ke dokter.
9. Hindari pajanan terhadap bahan penyebab kankerPajanan terhadap radioaktif dan bahan kimia tertentu telah terbukti meningkatkan risiko kanker. Bagi karyawan yang bekerja di industri yang berhubungan dengan radioaktif ataupun bahan kimia berbahaya tertentu, wajib mengikuti prosedur keselamatan yang berlaku.
10. Konsumsi makanan penurun risiko kankerBeberapa penelitian mengatakan bahwa makanan dari tumbuh – tumbuhan berhubungan dengan penurunan risiko beberapa kanker, terutama kanker usus besar.
Anjuran tentang makanan yaitu :
- Kurangi konsumsi daging merah (red meat). Batasi hingga tidak lebih dari 4 ons/ hari (rerata). Hindari pula mengkinsumsi daging yang telah diproses, sebab bahan kimia yang digunakan dapat menyebabkan timbulnya beberapa jenis kanker.
- Konsumsilah berbagai jenis sayuran dan buah tiap hari. Direkomendasikan oleh the National Cancer Institute,sebanyak minimal 5 porsi sayur dan buah tiap hari.
- Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori, seperti minuman mengandung gula, dessert, permen, dsb.
- Konsumsilah makanan tinggi kalsium dan vitamin D, seperti susu rendah lemak, dan yogurt.
Referensi :1. Medicalnewstoday.Ten Things You Can Do to Reduce Your Cancer Risk.2008.2. American Cancer Society. Recommendations for Nutrition and Physical Activity for Cancer Prevention.2006

Benarkah daging sebabkan kanker?

Kanker, selain terkait dengan faktor lingkungan, juga tidak terlepas dari unsur makanan yang kita konsumsi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kanker bisa dijauhi jika kita membiasakan diri untuk mengonsumsi berbagai sayuran dan buah-buahan, minum teh hijau, serta menghindari makanan daging. Kanker tercatat sebagai penyebab kematian yang dominan pada anak-anak usia 3-14 tahun. Menurut American Cancer Society, penyebab kematian terbesar pada wanita adalah kanker payudara (19%), kanker paru-paru (19%), serta kanker kolon dan rektum (15%). Sementara pada pria, didominasi oleh kanker paru (34%), kanker kolon dan rektum (12%), serta kanker prostat (10%). Diperkirakan, 80-90% kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan makanan.

Dari sudut pandang gizi, diketahui bahwa energi, protein, zat besi, seng, dan vitamin A berperan penting dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Defisiensi zat-zat gizi tersebut akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, dan akhirnya tubuh tidak mampu menahan karsinogenesis (pemicu terjadinya sel kanker).

Dalam studi menggunakan hewan percobaan terbukti bahwa pembatasan makanan tertentu dapat mencegah pertumbuhan berbagai tumor. Teori yang mendasari hal itu ialah dengan pembatasan makanan akan menyebabkan perubahan hormonal di dalam tubuh, sehingga proses tumorigenesis (pembentukan tumor) menjadi terhambat. Penyakit tumor terlihat cenderung menimpa hewan percobaan (tikus) yang mempunyai berat badan berlebih akibat terlalu banyak makan.

Makanan yang kaya akan lemak ternyata berkaitan erat dengan munculnya kanker usus dan kanker payudara. Sedangkan kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi, seperti pada pola makan vegetarian, dapat menekan jumlah penderita kanker. Tumorigenesis akan semakin berkembang pada pola makan yang rendah lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh, baik tunggal maupun ganda, selama ini dikenal sebagai lemak yang bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung koroner. Bahan nabati seperti kacang-kacangan umumnya kaya akan lemak tak jenuh.

Hormon tertentu diduga ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor. Pengeluaran hormon itu dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Contohnya adalah hormon prolaktin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor, ternyata kadarnya semakin meningkat apabila makanan yang kita konsumsi kaya akan kandungan lemak.

Ketika kita memasak daging, terbentuklah senyawa HCA (senyawa amina-amina heterosiklis) yang dipercaya dapat menyebabkan kanker. HCA muncul sebagai reaksi antar protein hewani selama proses pemasakan atau browning (pencokelatan). Semakin sedikit HCA yang terbentuk, semakin sehat daging yang kita konsumsi. Namun, banyak orang yang tidak tahu bahwa cara memasak makanan ternyata sangat mempengaruhi jumlah HCA yang terbentuk. Memanggang daging di dalam oven akan menghasilkan HCA lebih sedikit dibandingkan dengan menggoreng, membakar, atau memanggang di atas kompor yang suhunya tinggi. Sedangkan merebus secara perlahan-lahan dengan panas bertahap, mengukus atau memasak dengan oven, praktis tidak menghasilkan HCA.

Berbagai percobaan pada hewan menunjukkan bahwa HCA berpotensi mengakibatkan kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih. Studi yang dilakukan New York University Medical Center mengemukakan bahwa wanita yang rajin makan daging merah memiliki peluang menderita kanker payudara dua kali lipat dibandingkan mereka yang hanya makan daging unggas dan ikan.

Mengonsumsi daging sebaiknya selalu disertai dengan sayur dan buah sebagai sumber antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, sangat kaya akan vitamin C yang merupakan golongan antioksidan kuat. Demikian juga konsumsi sayuran berwarna hijau juga akan menetralkan pembentukan HCA.