Sunday, 20 May 2012

Filsafat Islam Itu Hanyalah Apologi

Kadang-kadang saya berpikir,pada prinsipnya tidak ada filsafat Islam,meskipun banyak penulisan sejarah yang mengatakan bahwa Islam pernah berjaya dalam dunia filsafat atau pemikiran. Bila dikilas balik secara kritis,filsafat Islam tak lebih dari duplikasi dari filsafat Yunani. Apa yang dilakukan Al Kindi,Al Farabi,Ibnu Rusyd dan seterusnya tampaknya hanya memaksakan filsafat Aristoteles ke dalam Alquran,usaha untuk mendamaikan Alquran dengan filsafat.

Bagi saya lucu menggandengkan filsafat dengan Alquran. Agama (Alquran) fondasinya adalah wahyu yang diyakini umatnya. Itu sebuah postulat. Sedangkan filasafat murni bertumpau pada nalar.

Kadang saya berpikir, mungkin saja sikap para pemikir Islam dalam mempublikasikan pemikirannya pada publik bukanlah sebuah sikap yang murni, mengingat reaksi masyarakat yang tidak kondusif untuk sebuah pemikiran bebas. Untuk menjaga harmoni itulah maka para filsuf Islam bersikukuh mendamaikan atau membuat jalan tengah antara filsafat dengan Islam.

Menurut saya, jika mau jujur, akhirnya harus diakui bahwa Barat memang hebat di bidang pemikiran. Dalam sejarah Barat memang ada sebuah zaman yang disebut sebagai abad kegelapan. Kemudian berkat jasa Islam lalu muncullah kembali abad Pencerahan di Barat, sehingga sering disebut dalam sejarah dan retorika bahwa kemajuan Barat hari ini sesungguhnya berasal dari Islam. Tetapi umat Islam sendiri tidak memanfaatkan kejayaannya sendiri.

Untuk saat ini, menurut saya,justru pandangan itu keliru. Saya menilai itu hanya sebuah kompensasi atas ketidakberdayaan, sehingga perlu dibangun sebuah wacana apologis atau klaim akan kehebatan sendiri. Kenapa tidak diakui saja,bahwa Barat memang sudah maju sejak dulu? Bukankah Yunani itu adalah Eropa, dan itu berarti adalah Barat. Kemudian para pemikir Islam menterjemahkan filsafat Yunani dan sebagian menyadurnya.




No comments:

Post a Comment